Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna karena memiliki akal pikiran dan hawa nafsu, siapa yang bisa mengendalikannya maka akan selamatlah dunia dan akhiratnya tapi barang siapa yang mengikuti hawa nafsunya tanpa berpikir dengan akal pikirannya maka rusaklah dunia dan akhiratnya.
Seandainya manusia seperti hewan yang tak memiliki akal pikiran maka manusia akan bertindak sesuka hawa nafsunya, apa yang dipikirkan akan selalu dilakukan, apa yang diinginkan akan berusaha diwujudkan tanpa peduli baik buruknya tanpa tahu haram dan halalnya. Maka dari itu manusia hendaklah berpegang teguh pada agama Allah, agar hidup menjadi terarah, sanggup bertindak dengan akal sehatnya, sehingga tidak merugikan orang lain ataupun merugikan dirinya sendiri.
Manusia pula hendaknya selalu bersyukur kepada Allah, karena Dialah yang maha pengasih lagi maha penyayang kepada makhluknya, manusia bisa hidup di dunia ini atas kasih sayang Allah, bisa bekerja, bisa menafkahi keluarga, bisa menikmati indahnya dunia semua itu karena rahmat dari Allah, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan "fabiayyi aalaa' irabbikuma tukadzibaan". Mensyukuri nikmat Allah salah satunya dengan cara bertaqwa kepada Allah yaitu menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Barang siapa yang bersyukur kepada Allah maka akan ditambahkan nikmat kepadanya, namun barang siapa yang kufur nikmat kepada Allah sesungguhnya Adzab Allah sangatlah pedih.
Bersyukur kepada Allah bukan sebab harta yang berlimpah, kekayaan yang banyak, punya rumah elite,ada mobil mewah, tapi cobalah dari hal-hal yang sederhana ketika masih bisa bernapas, masih bisa makan enak, bisa tidur nyenyak, bisa beraktivitas dengan baik, masih diberi kesehatan, itu adalah termasuk nikmat Allah yang luar biasa yang harus selalu kita syukuri. Namun terkadang sebagai manusia kita lupa, berorientasi hanya kepada harta, kedudukan atau tahta, baru kita ingat bersyukur.
Banyak saudara kita yang sakit, banyak saudara kita yang masih kelaparan dan masih banyak lagi yang kurang beruntung dalam hidupnya, maka nikmat mana lagi yang manusia dustakan kepada Tuhannya. Marilah bersama-sama sebagai manusia kita berlomba menjadi orang yang pandai bersyukur, berusaha menjadi pribadi yang baik untuk dirinya dan kepada Tuhannya agar senantiasa diberi keberkahan dalam hidup di dunia dan akhiratnya.
Manusia hidup bukan hanya di dunia namun masih ada alam akhirat, dimana manusia bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya selama di dunia, maka dari itu bertindaklah sesuai akal pikiran yang sehat, jangan hanya menuruti hawa nafsu sesaat yang menjadikan manusia sesat. Tawadhu atau rendah diri adalah kunci agar manusia terhindar dari kesombongan hawa nafsu yang membuat manusia lupa bersyukur.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan "fabiayyi aalaa irabbikuma tukadzibaan".
Wallahu a'lam bishawwabb
Comments
Post a Comment