Arogansi oknum guru di Purwokerto
Baru-baru ini media massa di hebohkan dengan sebuah berita tentang kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum tenaga pengajar atau guru di salah satu SMK di purwokerto.
Dengan alasan kedisiplinan sang guru menampar murid-muridnya yang terlambat masuk kelas, entah apa yang dipikirkan oleh sang guru sehingga dengan entengnya melayangkan tamparan kepada anak didiknya, apakah terbawa emosi atau mungkin karena anak didiknya yang bandel, entah apapun itu alasannya sangat disayangkan tindakan seperti itu dilakukan oleh seorang guru, yang sebagaimana seharusnya menjadi panutan yang patut digugu lan ditiru.
Selain mengajarkan ilmu pengetahuan seorang guru hendaknya mengajarkan kebaikan, sopan santun, dan etika dalam kehidupan. Menjadi seorang guru tidaklah mudah perlu rasa tanggung jawab dan juga kesabaran, tidak perlu menunjukan arogansi kepada anak didik agar dipatuhi ataupun di hormati, cukuplah menjadi bijaksana dan bersahaja maka anak didik pun akan taat dan patuh terhadap perintah gurunya.
Tak perlu berkata kasar, marah ataupun membentak karena cara seperti itu tidak akan merubah perilaku anak didik, apalagi sampai melakukan kekerasan fisik yang terjadi hanyalah akan menimbulkan trauma bahkan mengganggu psikologi anak didik.
Perkembangan dan mental anak didik akan terganggu jika seringkali atau setiap hari menjumpai perilaku yang buruk dari gurunya, meskipun guru itu pahlawan tanpa tanda jasa tapi masuk sekolah pastinya perlu biaya, sudah selayaknya anak didik mendapatkan perilaku yang istimewa agar bisa belajar dengan semangat untuk meraih cita-cita.
Sekolah bukan tempat untuk berlaku arogan, sekolah adalah tempat yang nyaman untuk menuntut ilmu, sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar tumbuh generasi penerus yang bisa berguna bagi nusa, bangsa, dan negara.
Awasi lingkungan sekolah tempat tinggal kita jangan sampai kejadian yang tak patut ini terjadi kembali, sekolah adalah tempatnya guru yang profesional, cerdas dan rela berjuang bukan mereka yang menjadikan profesi guru sebagai gengsi, atau ambisi untuk dihargai dengan cara yang arogansi.
Pendidikan yang layak adalah hak setiap anak, tuntunlah mereka mendapatkan bakat dan minat, bimbinglah penuh kesabaran, keuletan agar terciptanya pendidikan yang unggul dan berdaya saing tanpa mengabaikan azas pri kemanusiaan.
 
  
 
Comments
Post a Comment